I.Teori
Teh (Camellia sinensis [L.] Kuntze)
Sinonim
= Camellia bohea, Griff. = C. sinensis, (Linn.), O.K. = C. theifera, Dyer. = Thea sinensis, Linn. = T. assamica, Mast. = T. cochinchinensis, Lour. = T. cantoniensis, Lour. = T. chinensis, Sims. = T. viridis, Linn.
= Camellia bohea, Griff. = C. sinensis, (Linn.), O.K. = C. theifera, Dyer. = Thea sinensis, Linn. = T. assamica, Mast. = T. cochinchinensis, Lour. = T. cantoniensis, Lour. = T. chinensis, Sims. = T. viridis, Linn.
Familia : Theaceae
Uraian
Tanaman teh umumnya ditanam di perkebunan, dipanen secara manual, dan dapat tumbuh pada ketinggian 200 - 2.300 m dpl. Teh berasal dari kawasanIndia bagian Utara dan Cina Selatan. Ada dua kelompok varietas teh yang terkenal, yaitu var. assamica yang berasal dari Assam dan var. sinensis yang berasal dari Cina. Varietas assamica daunnya agak besar dengan ujung yang runcing, sedangkan varietas sinensis daunnya lebih kecil dan ujungnya agak tumpul. Pohon kecil, karena seringnya pemangkasan maka tampak seperti perdu.
Tanaman teh umumnya ditanam di perkebunan, dipanen secara manual, dan dapat tumbuh pada ketinggian 200 - 2.300 m dpl. Teh berasal dari kawasan
Bila tidak dipangkas, akan tumbuh kecil ramping setinggi 5 - 10 m, dengan bentuk tajuk seperti kerucut. Batang tegak, berkayu, bercabang-cabang, ujung ranting dan daun muda berambut halus. Daun tunggal, bertangkai pendek, letak berseling, helai daun kaku seperti kulit tipis, bentuknya elips memanjang, ujung dan pangkal runcing, tepi bergerigi halus, pertulangan menyirip, panjang 6 - 18 cm, lebar 2 - 6 cm, warnanya hijau, permukaan mengilap. Bunga di ketiak daun, tunggal atau beberapa bunga bergabung menjadi satu, berkelamin dua, garis tengah 3 - 4 cm, warnanya putih cerah dengan kepala sari berwarna kuning, harum. Buahnya buah kotak, berdinding tebal, pecah menurut ruang, masih muda hijau setelah tua cokelat kehitaman. Biji keras, 1 - 3. Pucuk dan daun muda yang digunakan untuk pembuatan minuman teh. Perbanyakan dengan biji, setek, sambungan atau cangkokan.
Nama Lokal
Enteh (Sunda), Pu erh cha (China), theler (Perancis), teestrauch (Jerman), Te (Itali), cha da India (Portugis), tea (Inggris).
Enteh (Sunda), Pu erh cha (China), theler (Perancis), teestrauch (Jerman), Te (Itali), cha da India (Portugis), tea (Inggris).
Penyakit yang dapat diobati
Sakit kepala, diare, penyubur dan menghitamkan rambut, Kolesterol dan trigliserida darah tinggi, infeksi saluran cerna, Kencing manis (diabetes melitus), mengurangi karang gigi.
BAGIAN YANG DIGUNAKAN : Daun.
INDIKASI
Daun teh berguna untuk mengatasi:
- sakit kepala, diare, infeksi saluran cerna.
- penyubur dan menghitamkan rambut,
- kolesterol dan trigliserida darah tinggi,
- kencing manis (diabetes mellitus),
- mengurangi terbentuknya karang gigi (dental plaque),
CARA PEMAKAIAN
Daun teh kering sebanyak 4-7 g diseduh dengan air panas, minum sewaktu hangat atau setelah dingin. Pemakaian luar, daun segar dicuci bersih lalu digiling halus. Diturapkan pada luka berdarah, lalu dibalut.
CONTOH PEMAKAIAN
1. Diare
Daun teh yang masih muda dan segar sebanyak 20 g dicuci bersih lalu direbus dengan 3 gelas air bersih selama 15 menit. Setelah dingin disaring dan minum sekaligus.
2. Penyubur dan menghitamkan rambut
Air teh kental sebanyak 1 cangkir diembunkan semalaman. Keesokan paginya air teh ini siap dipakai untuk membasahi kulit kepala dan rambut sambil dipijat-pijat. Lakukan 1 kali setiap hari, sampai kelihatan hasilnya.
3. Sakit kepala
Air teh kental 3/4 cangkir, diberi air jeruk nipis sebanyak 1 sendok teh dan madu 1 sendok makan. Aduk sampai merata, lalu dinminum sekaligus. Lakukan 2 - 3 kali sehari.
4. Mengurangi pembentukan karang gigi :
Kumur-kumur dengan air teh setelah makan.
5. Infeksi saluran cerna, kolesterol darah tinggi
Daun teh kering (teh hijau) sebanyak 7 g diseduh dengan air panas.Biarkan selama 10 menit. Minum selagi hangat.
CATATAN :
Keracunan kafeina kronis: Bila minum 5 cangkir teh setiap hari yang setara dengan 600 mg kafeina, lama kelamaan akan memperlihatkan tanda dan gejala seperti gangguan pencernaan makanan (dispepsia), Fasa lemah, gelisah, tremor, sukar tidur, tidak nafsu makan, sakit kepala, pusing (vertigo), bingung, berdebar, sesak napas, dan kadang sukar buang air besar.
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS :
Daun berbau aromatik dan sedikit pahit.
KANDUNGAN KIMIA :
Daun mengandung kafein (2 - 3%), theobromin, theofilin, tanin, xan-thine, adenine minyak asiri, kuersetin, naringenin, dan natural fluoride. Tanin mengandung zat epigallocatechin galat, yang mampu mencegah kanker lambung dan kerongkongan. Setiap 100 g daun teh mempunyai kalori 17 kJ dan mengandung 75 - 80% air, polifenol 25%, protein 20%, karbohidrat, 4%, kafein 2,5 - 4,5%, serat 27%, dan pektin 6%.
Biji mengandung saponin yang beracun dan mengandung minyak. Kafein mempercepat pernapasan, perangsang kuat pada susunan saraf pusat dan aktivitas jantung. Theofilin efek diuretik kuat, menstirnulir kerja jantung dan melebarkan pembuluh darah koroner. Theobromin terutama mempengaruhi otot. Dari hasil penelitian, flavonoid yang merupakan antloksidan polifenol pada teh mampu mernperkuat dinding sel darah merah dan mengatur permeabilitasnya, mengurangi kecenderungan trombosis, dan menghambat oksidasi LDL sehingga mengurangi terjadinya proses atherosklerosis di pembuluh darah yang selanjutnya akan mengurangi risiko kematian akibat penyakit jantung koroner.
Teh merupakan yang paling sering kita konsumsi sehari-hari. Senyawa-senyawa yang terkandung dalam teh adalah kafein. Kafein merupakan zat penikmat yang terdapat di dalam tumbuha-tumbuhan baik itu terdapat dalam biji-bijian maupun daun.
Kafein juga berbahaya bagi tubuh manusia apabila di konsumsi berlebih karena dapat mengakibatkan keracunan, gelisah, sensitif, dan tremor. Kafein merupakan zat racun.
Maka dari itu, melalui pemisahan yang disebut ekstraksi kita dapat memperoleh crude kafein dari daun teh. Selain itu metode ekstraksi yang di gunakan dalam percobaan ini sangat penting untuk dipelajari karena merupakan salah satu operasi inti dalam industri teknik kimia yang tentunya kelak akan sangat bermanfaat dalam mendukung karir kita sebagai ahli kimia.
Kafein adalah sejenis senyawa alkaloid yang termasuk golongan metilxanthine (1,3,7-trimethylxantine). Efek psikologis yang dihasilkan dapat beragam dan bisa menyebabkan ketergantungan. Kafein cukup banyak terkandung dalam the (30-75 mg/cangkir), selain itu daun teh juga mengandung tannin dan sejumlah kecil klorofil. Struktur kafein terbangun dari system cincin purin, yang secara biologis penting dan diantaranya banyak ditemukan dalam asam nukleat.
II.Tujuan : Memberikan keterampilan dan pengetahuan cara mengisolasi kafein dan karakterisasinya
III.Alat dan Bahan
Alat Bahan
- Alat sokletasi 1. Amoniak
- Alat destilasi vakum 2. Klorofrom
- Pipet kapiler 3. Asamnitrat
- Gelas ukur 4. Metanol
- Beker gelas 5. MgO
- Erlemeyer 6. NaOH
- Cawan penguap 7. Asam sulfat 10%
- Penangas air 8. Air suling
IV.Cara kerja
- 50 gram the dimasukkan ke dalam gulungan kertas saring, ikat dengan benang dan masukkan ke dalam alat sokletasi
- lakukan proses sokletasi dengan etanol
- uapkan pelarut dengan destilasi vakum
- pindahkan sebagai ekstrak ke dalam cawan pengaup yang berisikan 25 g MgO dan 200 ml air suling
- uapkan di atas penangas air sambil sesering mungkin di aduk
- setelah ekstrak sempurna kering air suling 300 ml di didihkan dan saring selagi panas
- tambahkan 25 ml asam sulfat 10%, uapkan kembali hingga volume tinggal sepertiga
- larutan di saring kembali panas-panas untuk memisahkan endapan
- lakukan ektraksi dengan kloroform dengan 5 kali 15 ml
- gabungkan ekstrak kloroform yang sedikit berwarna , lalu tambahkan beberapa ml NaOH 1%, lapisan kloroform di lapis dengan air suling
- uapkan ekstrak kloroform sehingga menghasilkan residu atau ekstrak kental kofein
- lalu lakukan rekristalisasi dengan menambahkan air suling panas sampai di dapat kofein murni
- atau lakukan sublimasi untuk mendapatkan kofein murni
pemurnian kofein dengan cara sublimasi
kafein kasar (crude coffein) dilakukan sublimasi dengan menggunakan alat sublimasi yang terbuat dari erlenmeyer vakum yang disertai aspirator vakum dan dilengkapi dengan kondensor yang dialiri air suling
karakterisasi kafein
- dengan pereaksi mureksid
- penentuan titik didih
- dengan spktrofotometer intramerah
V. Pembahasan
75 gram teh dimasukkan ke dalam alat sokhletasi lalu diberi etanol sebanyak 2 liter yang telah didestilasi. Setelah mendapatkan hasil dari sokhletasi lalu hasil tadi di destilasi vakum hingga mendapatkan ekstrak kental. Timbang hasil ekstrak kental yang didapat, hasil yang didapatkan 21 gram.
Randemen = × 100 % = 21/75x100% = 28%
Ambil ekstrak kental sebanyak 14 gram lalu pindahkan ekstrak ke dalam cawan penguap yang berisi 25 gram MgO dan 200 ml air suling. Uapkan di atas penangas air sambil diaduk sampai menjadi bubur.
Setelah menjadi bubur tambahkan air suling yang telah didihkan sebanyak 300 ml dan saring selagi panas tampung di erlemeyer didapatkan volume sebanyak 240 ml.
Tambahkan 25 ml asam sulfat 10 %, uapkan kembali sampai volume tinggal sepertiga hasil yang didapatkan tadi.
Cara pembuatan asam sulfat 10% : 10/96 x 100 ml = 10,41 ml
- Ambil asam sulfat pekat dengan hati-hati lalu pindahkan ke erlemeyer
- Tambahkan Aquadest ad 100 ml.
Bila volume telah didapatkan sebanyak sepertiga yaitu sebanyak 80 ml. Larutan disaring kembali selagi panas untuk memindahkan endapan. Kemudian fraksinasi dengan kloform dengan 5x15 ml. Dalam fraksinasi perhatikan BJ kloroform apakah lebih berat daripada sampel atau tidak. Tampung fraksi kloroform ditambah NaoOH 1% 5 ml kemudian ambil lapisan klorofm yg di bilas dengan air suling kemudian diuapkan sampai menghasilkan residu kemudian hasilnya (residu) dimasukkan ke dalam vial dan di tutup dengan tutup kaca yang di atasnya di beri kapas yang telah di basahi dengan air,tunggu sampai terbentuk kristal.
Kesimpulan
Proses isolasi kafein dari daun teh dilakukan dengan proses sokletasi menggunakan etanol yang telah didestilasi dan mendapatkan hasil ekstrak kental sebanyak 21 gram dan menghasilkan randemen sebanyak 28% dan setelah diuapkan di penangas mendapatkan hasil sebanyak 10,41 ml lalu di fraksinasi dengan klorofrom lalu diuapkan hingga terbentuk kristal.
Saran
Perlu dilakukan analisa lebih lanjut untuk mengetahui senyawa selain kafein yang ikut terekstrak oleh pelarut. Selain itu, sebaiknya dilakukan penambahan jumlah variabel percobaan untuk mendapatkan kondisi optimum yang lebih baik.
Daftar Pustaka
Penuntun praktikum farmakognosi II jurusan farmasi poltekkes kemenkes palembang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar